Kaidah Titrasi Alkalimetri dalam bidang farmasi


 

Komentar

  1. Pada video tersebut dijelaskan bahwasanya Penetapan kadar secara alkalimetri dengan prinsip reaksi penetralan sangat dipengaruhi oleh suasana keasaman/kebasaan larutan, sehingga pada metode ini pelarut yang digunakan harus benar-benar netral dan bebas dari gas CO2 untuk menghindari kesalahan titrasi, yaitu titran basa bereaksi dengan selain ketoprofen (sampel).
    Dan pada jurnal yang saya baca disebutkan bahwasanya Dilihat dari kelarutan dan reaksi yang lambat sehingga pengadukan harus terus menerus sampai benar benar larut. Karena jika tidak larut dan bereaksi dengan sempurna maka pada saat dititrasi menggunakan larutan standar natrium hidroksida 1N tidak hanya asam klorida yang bereaksi tetapi sampel juga akan bereaksi dengan natrium hidroksida sehingga titran yang didapat sangat besar dan tidak didapat kadar yang diharapkan. (Atau dapat juga disebut sebagai kesalahan titrasi).
    Bagaimana caranya untuk mengatasi atau menghindari kesalahan pada proses titrasi tersebut agar hasil yang didapatkan sesuai?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk menghindari kesalahan titrasi, pelarut yang digunakan harus benar-benar netral dan bebas dari gas CO2. Cara lain untuk mengatasi ketidak larutan sampel adalah dengan cara titrasi kembali

      Hapus
  2. Pada video dijelaskan bahwa Pemilihan indikator sangat tergantung pada titik ekivalen reaksi antara analit dengan titer. Di sini penulis menggunakan indikator fenolftalein dengan trayek pH 8,0-10,0, dimana warna asam adalah tidak berwarna dan warna basa adalah merah.

    Pada jurnal lain yang saya baca, pada proses titrasi alkalimetri juga digunakan indikator PP (Fenoftalein) untuk mengetahui titik akhir titrasi yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi merah muda.

    Mengapa pada titrasi alkalimetri menggunakan indikator pp? Apakah indikator PP dapat diganti dengan indikator lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada sumber yang saya baca Keberhasilan dalam titrasi asam-basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu menunjukkan titik akhir dari titrasi. Indikator merupakan suatu zat yang ditambahkan ke dalam larutan sampel sebagai penanda yang menunjukkan telah terjadinya titik akhir titrasi pada analisis volumetrik. Suatu zat dapat dikatakan sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat memberikan perubahan warna sampel seiring
      dengan terjadinya perubahan konsentrasi ion hidrogen atau perubahan pH.
      Indikator asam basa yang sering digunakan dilaboratorium untuk titrasi asam basa merupakan indikator sintetis contohnya fenolftalein (PP) dan metil jingga (MJ).
      Dan pada sumber lain dikatakan juga Indikator asam basa memiliki trayek pH yang asam dan basa Indikator asam basa yang biasanya digunakan adalah
      indikator buatan seperti fenolftalein, metil biru,
      metil jingga, metil merah, dan merah fenol
      Penggunaan indikator buatan memiliki beberapa
      kelemahan seperti harganya yang mahal, berbahaya bagi lingkungan (air dan tanah), dan kesehatan
      Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
      menggunakan indikator alami.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini